A.
Konsep Teori Belajar Classical Conditioning
Teori belajar
classical conditioning adalah teori pengkondisian atau persyaratan klasik yaitu
sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus
sebelum terjadinya reflek tersebut. Teori ini juga dikenal dengan nama pavlovianisme. nama
ini diberikan berdasarkan nama peletak dasar aliran ini yaitu Ivan Petrovitch
Pavlov (1849- 1936). Pavlov lahir pada 14 september 1849 di Rusia, ayahnya
adalah seorang pendeta bernama Peter Dmitrievich Pavlov. Sebenarnya orang
tuanya mengiginkan Pavlov untuk menjadi penerus ayahnya, tetapi ia memelih
jalannya sendiri dengan belajar ilmu kedokteran dan mengambil spesialis dalam
bidang fisiologi.
Pada tahun 1884
ia menjadi direktur departemen fisiologi pada Institute of experimental
medicine. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel dalam bidang fisiologi pada
tahun behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work Of Digestive Glands
(1902). Dan Conditioned Reflexes (1927). Sejak tahun 1902 telah mengadakan
penelitian secara intensif mengenai kelenjar ludah. Penelitian ini dengan
mempergunakan anjing sebagai subjeknya.
Adapun
penelitiannya yang dilakukannya adalah dengan mengoperasi kelenjar ludah anjing
sehinnga memungkinkan untuk mengukur dengan teliti air liur yang keluar sebagai
respon. Setelah percobaan diulang berkali-kali, maka ternyata air liur telah
keluar sebelum makanan sampai kemulutnya, yaitu:
a.
Pada waktu melihat piring makanan.
b.
Pada waktu melihat orang yang biasa memberi makanan.
c.
Pada waktu mendengar langkah orang yang memberi makanan.
Jadi makanan
disini merupakan perangsang (stimulus) yang sewajarnya bagi reflek keluarnya
air liur, sedangkan piring, orang, dan suara langkah merupakan stimulus yang
bukan sewajarnya. Terhadap percobaan ini Pavlov mengambil kesimpulan bahwa
signal dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam adaptasi hewan
terhadap sekitarnya. Reaksi mengeluarkan air liur karena mengamati pertanda
disebut dengan istilah reflek bersyarat atau conditioned reflek (CR), pertanda
atau signal disebut perangsang bersyarat atau conditioned stimulus (CS),
makanan dsebut perangsang tak bersyarat atau Unconditioned stimulus (US),
sendangkan keluarnya air liur karena makanan disebut reflek tak bersyarat atau
unconditioned reflek (UR).
Eksperimen ini
kemudian diulang-ulang dengan berbagai variasi, namun dapat disimpulkan bahwa:
·
Anjing dibiarkan lapar, setelah itu bel dibunyikan, anjing mendengar
benar-benar bunyi bel tersebut. Setelah 30 detik, makanan diberikan dan
terjadilah reflek keluar air liur.
·
Percobaan tersebut diulang-ulang berkali-kali dengan jarak waktu 15.
·
Setelah diulang 32 kali, ternyata bunyi bel saja (± 30 detik) telah
dapat menyebabkan keluarnya air liur dan ini bertambah deras kalau makanan
diberikan.
Dari
eksperimen ini diketahui bahwa:
·
Bel merupakan CS, dan makanan merupakan US .
·
Keluarnya air liur karena bel merupakan CS.
·
Makanan atau perangsang wajar (US) disebut juga reinforcer atau penguat,
karena memperkuat reflek bersyararat dan menimbulkan respon yang lebih kuat.
Dari eksperimen
Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan diketahui bahwa, daging yang
menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi bunyi bel bel sebagai
stimulus yang dikondisikan. Ketika bel dibunyikan, ternyata air liur anjing
keluar sebagai respon yang dikondisikan.
B.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Classical Conditioning.
Dalam penerapan
sebuah teori memang selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan
teori pembiasaan atau classical conditioning ini adalah:
1.
Mementingkan pengaruh lingkungan, bagian-bagian, peranan reaksi,
mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar.
2.
Mementingkan pembentukan kebiasaan dalam pemecahan masalah.
3.
Memberi pengaruh siswa dalam belajar, karena pendidik memberi stimulus
sedangkan siswa akan lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya.
4.
terdapat stimulus tertentu yang mampu menggugah semangat siswa yang
semula rendah.
5.
Jika siswa sudah terbiasa melakukan perbuatan yang telah terkondisikan
dengan ilmunya secara kontinyu maka ia dapat dikatakan berhasil dalam
belajarnya.
6.
Memberikan cirri perubahan dalam belajar, jika ada suatu tanda signal.
Adapun
kelemahan dari teori pembiasaan classical conditioning adalah:
1.
Sistem pembelajaran bersifat mekanis.
2.
Pembelajaran bersifat teacher centered.
3.
Siswa menjadi pasif.
4.
Hanya merupakan materi.
5.
Percobaan dalam laboratium, berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.
6.
pribadi seseorang dapat mempengaruhi hasil belajar.
7.
Respon mungkin dipengaruhi oleh stimulus yang tak dikenal.
8.
Teori ini sangat sederhana dan tidak memuaskan untuk menjelaskan segala
seluk beluk dalam belajar yang sangat komplek dan tidak dapat diamati dalam
satu perspektif saja.